Senin, 03 Desember 2012

Makasih Cinta



Aku selalu menunggu akhir pekanku…
Karena ku tahu kau akan ada bersamaku..
Kau akan menemaniku..
Akhir  pekan ini, berbunga lagi hatiku karenamu…
Makasih cinta…
Aku bahagia..
Kau ingin mendengarkanku..
Kau ingin menemaniku..
Kau mulai memperhatikanku..
Kau mulai menceritakan apa yang sedang terjadi padamu..
Setidaknya kau sudah mulai terbuka..
Makasih cinta.
Aku tersenyum..
Pelampiasan rasaku padamu..
Rasa bahagia yang selalu kau berikan untukku..
Senyumku untukmu…
Bentuk nyata perasaanku
Perasaan yang tidak bisa ku ungkapkan dengan ucapan, namun hanya tindakan..
Makasih cinta…

# 1 Desember 2012

Alhamdulillah...



Kamu berserta teman kelompokmu bisa mndapatkan juara ketiga nasional lomba karya tulis kemaritiman di ruang senat rektorat universitas hasanuddin. Terima kasih sudah menginfokan padaku kabar gembira itu. Terima kasih aku sudah menjadi orang berhak tahu atas kabar gembira itu dan dapat menemanimu merasakan hal yang menyenangkan hatimu. 

#29 November 2012

Duduk Dalam Diam



Aku disini hanya duduk terdiam, menunggumu memulai mengajakku bicara. Cuek, kau hanya cuek kepadaku. Jika seperti ini, aku tidak mungkin betah berada disampingmu. Aku mengetahui perasaanmu terhadapku, tapi mengapa kau hanya diam membisu, tanpa tindakan yang dapat meyakinkanku.
Tindakan dapat meyakinkannku pada perasaanmu. Aku tidak mengerti semua ini. Apakah aku yang terlalu menerima perasaanmu ? atau kamu yang hanya berusaha menutupi semuanya?
Jujur aku baru menemukan orang sepertimu dan aku tidak ingin perasaan ini hanya rasa penasaranku padamu, sehingga aku merespon perasaanmu.
Sekitar 20 menit kau duduk membisu di sampingku, kau menemaniku mencoba untuk mengajakku bicara terkait gambar yang bergerak di depan.  3 ubin memisahkan tempatku duduk dan tempatmu. Entah aku ini sudah gila, walaupun kau hanya berbicara hal yang tidak penting sama sekali, aku tetap senang. Kemudian kedatangan 2 putri cantik menghentikan waktu membisu denganmu.
Terima kasih untukmu yang telah menemaniku 20 menit duduk dalam diam.

Kamis, 08 November 2012

STATUS “ Aku mnunggumu.”


                Tiga kata yang kau tulis di salah satu jejaring sosial di handphone, yang telah terpampang rapi disana selama 3 hari 2 malam sejak aku membacanya (6 November 2012, pukul 12.36). Selama itu aku masih bertanya untuk siapa kalimat yang kau tulis itu. Kalimat yang membuat hatiku berdebar kencang, kalimat yang sederhana yang jika kubaca berkali-kali dapat membuatku tersenyum sendiri. 

                Namun disela senyum manis itu dengan hati yang berdebar kencang, tergores rasa penasaran yang tinggi. Rasa penasaran yang sering kau lemparkan padaku sejak perlakuan pertamamu. Entah untuk siapa kalimat itu. Namun dengan seribu harapan yang kutulis malam ini. Aku berharap kalimat sederhana itu untukku.

Jalangkote “Boy” dan Perempuan “Berpayung”


Dikala senja yang diiringi oleh suara hujan. Basah, dekil, dan teriakan suara memelas, memandang kearah perempuan “berpayung”. Perempuan yang sejak tadi berjalan sendiri sambil  tertunduk memikirkan tentang metode penghematan pengeluaran yang harus dilakukannya.

Mata sendu jalangkote “boy” menghamburkan fikirannya tentang metode penghematan pengeluaran. Perempuan “berpayung “ memanggilnya, yang mengartikan bahwa metode penghematan pengeluarannya hancur berkeping-keping, yang tidak dapat dipertahankan.

Perempuan “berpayung” menghabiskan semua yang berada didalam keranjang jalangkote “boy”. Keranjang  yang sejak pulang sekolah hingga senja dibawanya kemana-mana. Beberapa saat setelah parempuan “berpayung” berbicara dengannya, Sejak itu jalangkote “ boy” mengubah mimik wajahnya, seperti mahasiswa yang mendapatkan nilai A, bebas tanpa beban.

Jalangkote “boy” dan Perempuan “berpayung” saling mengucapkan terima kasih.

Sekantong kau berbagi, sekarung balasan-Nya.

POHONKU



Pohonku…
Perlu kau tahu,  Aku tak melihatmu
Dari kulit kasarmu, kulit hitammu,
Getah yang keluar dari kulitmu
 Besarnya batang pohonmu,
 Ataupun lebat dan hijaunya daunmu….
Pohonku…
Tapi aku melihatmu dari kepribadianmu
Melindungi semuanya dari terik matahari dan hujan dengan tubuhmu,
 Manfaat untuk masa mendatang darimu,
Serta memberikan kesejukan ketika semua memandangmu,
Melalui hukum – hukum yang ada pada dirimu…
Pohonku…
Aku memberikan hatiku padamu…

 # 1 November 2012