Kamis, 07 Maret 2013

KENANGAN DALAM HUJAN



Hujan lagi lagi memenjarakan aku dan dia. Berteduh tepat sebelah kanan depan pintu kaca rumah sakit aku dan dia berdiri melawan dinginnya angin sore itu. Awalnya aku dan dia hanya diam dan mengomentari apapun disekitar itu. Aku memulai permainanku, mengajak dia berbicara seolah-olah tanpa mengenal dia
Aku: hai, anak mana?
Dia: yang membangun bangunan ini (dengan menunjuk pada bangunan tinggi didepan )
Aku: ooh boleh nanya?
Dia: Boleh,
Aku: berapa kali… (diam sejenak,sambil mendekatkan kepala ke dia) kentut hari ini?
(tiba-tiba aku dan dia sontak tertawa, dia langsung beralih pandang sambil tertawa lalu kembali berdiri didekatku dan menjawab)
Dia: wahh ini rahasia Negara ( sambil tersenyum), sehari biasanya ada sepuluh kali kalau lagi musim dingin, kalau baru bangun tidur biasanya kentut nabi
Aku tidak tahan tertawa, aku hanya bisa tertawa menunduk. Begitupun dia yang hanya tertawa dan membalas bertanya melanjutkan permainanku sampai hujan reda. Aku dan dia melanjutkan perjalanan.
Hujan dengan langit yang terang, seolah-olah sengaja Nampak untuk melukiskan kenangan indah itu…
Antara Bu Lureng dan Pak Ojek…



#Rumah sakit Hasanuddin, 5 Maret 2013 pukul 16.45

AKU TIDAK SENDIRI, MAMA…



Terima Kasih Mama..
Terima kasih sudah mengingatkanku dari perasaan ini
Perasaan yang sedang menguasai diriku…
Aku mengerti, dia belum tentu menjadi takdirku
Benar sungguh benar kata mama
Jika perasaan in imasih menguasaiku
Aku akan sakit, sakit sekali
Jika ternyata dia yang memberikan perasaannya itu
Tidak bersamaku…
Jika ternyata orang yang akan menemani dia yang memberikan perasaannya itu
Merupakan pilihan…
Aku mengerti, mama khawatir terhadapku yang dikuasai oleh perasaan itu
Takut aku yang akan sakit…
Takut aku yang akan menangis karena ulahku sendiri..
Tapi yang perlu mama tahu
Jika anak mama akan sakit dan menangis…
Aku yakin mama..
Aku tidak sakit dan menangis sendiri,,,
Karena aku percaya dia akan sakit dan menangis bersamaku…


#Parepare, 4 Maret 2013 Pukul 12.45

Selasa, 12 Februari 2013

Bahagia Itu…



Lagu George Benson “nothing’s gonna change my love for you” melantun merdu ruangan kotak  seluas 4x6 meter. Lagu itu mengingatkanku pada dia  dengan kejadian – kejadian yang terjadi di salah satu tempat bermain. Saat itu emi, nadli, dan rafi sedang antri panjang untuk memainkan permainan boom boom cars. Aku dan dia tidak ikut antri. Kepalaku agak pusing karena antriannya terlalu panjang, memang hari itu ada event penting disana. Aku dan dia pun duduk berdua sekitar kurang lebih 45 menit menunggu mereka. Banyak yang kami ceritakan terkait  software untuk belajar berbagai bahasa, memperhatikan orang yang lalu lalang, aku memperlihatkan foto dia di wallpaper salah satu aplikasi handphone dan foto dia di dompetku, alhasil dia senyum-senyum melihatnya… aku bahagia.
Setelah mereka selesai dengan permainannya, kami semua bergegas nonton theater. Kami masuk berdesak-desakan, dia menyuruhku didepannya. Drama yang ditonton sangat menarik berkisah tentang cinta anak Makassar dan India. Sesekali aku melihatnya tertawa menonton pertunjukan itu, namun sesekali juga dia tampak sangat lelah dan mengantuk, kesihan melihatnya.
Sehabis menonton drama itu, mereka ingin ikut antrian panjang lagi di wahana yang menguji adrenalin. Tentu saja dia tidak ikut antri, aku pun demikian. Selama menunggu mereka, aku mengajak dia antri untuk nonton 4D. Namun antrian 4 D sangat panjang, aku pun membatalkan dan dia hanya mengikutiku. Kemudian aku ikut antrian panjang untuk wahana puting beliung, sekali lagi dia tidak ingin ikut. Dia hanya menungguku sekitar 30 menit dengan wajah yang sangat sangat lelah dan ngantuk, bertambah sedihlah aku melihat tampangnya.
Setelah  aku bermain wahana itu,kami berdua shalat ashar. Mereka belum juga selesai dengan wahana ekstrim itu. Kemudian dia mengajakku antri untuk menaiki grand trans view. Belum juga kami naik, mereka sudah datang. Tiba giliran aku dan dia untuk menaiki permainan itu, melihat dari atas pemandangan tempat bermain itu. Dan ini pertama kalinya aku dan dia menaiki permaninan ini, sekali lagi …aku sangat bahagia.
Sepulangnya dari tempat permainan itu, kami semua singgah untuk makan bakso, kemudian shalat magrib. Ketika di masjid, aku dan emi bertemu nenek yang minta diberi rezeki. Kemudian nenek itu mendoakan kami dengan bahasa bugis, hanya sedikit yang aku mengerti dari doanya. Semoga Allah SWT. mengabulkan doa nenek itu.
Sepanjang perjalanan pulang ke ruangan kotakku. Dia kembali bermain dengan kaca spionnya, berbicara senyum dan melihat padaku dengan itu. Sungguh sangat lucu, aneh tapi aku menyukainya. Dia singgah sebentar membeli sesuatu untuk menepati janjinya pada sepupuku. Disana aku melihatnya sangat lelah, sehingga aku bercanda untuk mengendarai motornya. Dia pun mengiyakan. Sesampainya di gerbang universitas, dia memberikan motornya dan mengajarkan aku mengendarainya. Aku mengendarainya sangat tegang. Dia mengarahkan untuk gas, rem, membelok dan mengundurkan gas. Tentu saja selama mengendarai itu, aku hampir menerbangkan motor itu di selokan. Aku kaget, gugup dan tidak tenang, tapi dia menyuruhku untuk mengendarainya terus sampai di ruangan kotakku. Melewati lubang, jalan lurus, pembelokan, dan jembatan maut.
Akhirnya aku menepati janji memboncengnya walaupun hanya sampai di ruangan kotakku. Aku berhasil membatalkan ngantuknya dengan mengendarai motornya. Hari itu pertama kalinya aku belajar mengendarai motor pada malam hari. Terima kasih untuk dia, malam itu… aku sangat sangat bahagia. 

#10 Februari 2013

Rabu, 06 Februari 2013

Perasaan, Pembatasan dan Motivasi



Ruangan kotak seluas 3x4 meter, tepat pukul 15.51 wita. Air langit turun deras yang bersamaan dengan angin kencang menemaniku menulis kisah ini. Sesekali kilat dan Guntur pun menamaniku melakukan kegiatan ini. Langit yang berwarna kelabu, sewarna dengan kesendirian, kesunyian, dan kesepianku. Kesendirian ini mengingatkanku pada status yang tertulis siang tadi di salah satu aplikasi jaringan sosiial  handphone. Beberapa hari lalu statusnya terpampang kalimat “hrus ada batasan  -_- (dengan gambar emosi yang datar). Kemudian aku membalas dengan status “ aku mengerti akan hal itu (dengan gambar emosi senyum sambil mengerlikkan sebelah mata).
Aku mengerti akan semua yang dilakukannya, walau ada sedikit kesedihan yang muncul. Kalimat yang dia keluarkan awalnya menimbulkan sedikit rasa sedih karena kalimat itu seperti kalimat perpisahan. Namun aku kembali menyadarkan diriku, berfikir positif dan mengartikan positif apa yang dilakukannya. Aku adalah salah satu orang yang beruntung, dia mengeluarkan kalimat itu seperti mengisyaratkan padaku untuk tidak terlalu berlebihan dan memberitahuku lebih dulu bahwa dia akan jarang menghubungiku sehingga aku mengerti dia tidak hilang begitu saja.
Beberapa hari berlalu tanpa komunikasi, dan siang tadi dia membalas statusku dengan kalimat “iya, saat ini mari fokus kembali menuju tujuan hidup”.  Aku mengambil kesimpulan dari statusnya untuk fokus dengan kuliah dan tujuan dari itu, sehingga aku membalas dengan kalimat untuk memberitahunya bahwa  “sekarang semua sedang berproses… SEMANGAT! (kembali dengan gambar emosi senyum bahagia)”.
Dari kutipan salah satu motivator “Jika tidak ada sinergi positif, itu bukan cinta namanya. Karena cinta yang menciptakan kebersamaan menjadi sesuatu yang menghebatkan”. Aku telah merasakannya, merasakan hal yang menimbulkan sinergi positif itu. Sinergi positif itu telah untuk menghebatkan hidupku melalui perasaan itu. Salah satu sinergi positif yang kurasakan dengan naiknya IP semester V (Alhamdulillah 3.88). Kembali mengingat saat final semester V, dia juga melakukan hal yang sama pembatasan yang mirip dengan perpisahan seperti yang dilakukannya saat ini melalui kalimat pada statusnya serta motivasi yang dia berikan. Alhasil perasaan, pembatasan dan motivasi itu memberikan sinergi positif yang menghebatkan hidupku.
Mataku memandang dari ruangan kotak, menyadarkan bahwa air jatuh dari langit yang sudah agak tenang, langit yang sudah agak cerah serta kilat dan Guntur yang masih muncul sesekali mengakhiri tulisanku hari ini. Aku menyampaikan rasa syukur melalui tulisan ini. Terima kasih untuk Allah yang memberikan perasaan itu padanya. Terima kasih juga untuk dia yang menerima perasaan itu.

#Rabu, 6 Januari 2013