Selasa, 12 Februari 2013

Bahagia Itu…



Lagu George Benson “nothing’s gonna change my love for you” melantun merdu ruangan kotak  seluas 4x6 meter. Lagu itu mengingatkanku pada dia  dengan kejadian – kejadian yang terjadi di salah satu tempat bermain. Saat itu emi, nadli, dan rafi sedang antri panjang untuk memainkan permainan boom boom cars. Aku dan dia tidak ikut antri. Kepalaku agak pusing karena antriannya terlalu panjang, memang hari itu ada event penting disana. Aku dan dia pun duduk berdua sekitar kurang lebih 45 menit menunggu mereka. Banyak yang kami ceritakan terkait  software untuk belajar berbagai bahasa, memperhatikan orang yang lalu lalang, aku memperlihatkan foto dia di wallpaper salah satu aplikasi handphone dan foto dia di dompetku, alhasil dia senyum-senyum melihatnya… aku bahagia.
Setelah mereka selesai dengan permainannya, kami semua bergegas nonton theater. Kami masuk berdesak-desakan, dia menyuruhku didepannya. Drama yang ditonton sangat menarik berkisah tentang cinta anak Makassar dan India. Sesekali aku melihatnya tertawa menonton pertunjukan itu, namun sesekali juga dia tampak sangat lelah dan mengantuk, kesihan melihatnya.
Sehabis menonton drama itu, mereka ingin ikut antrian panjang lagi di wahana yang menguji adrenalin. Tentu saja dia tidak ikut antri, aku pun demikian. Selama menunggu mereka, aku mengajak dia antri untuk nonton 4D. Namun antrian 4 D sangat panjang, aku pun membatalkan dan dia hanya mengikutiku. Kemudian aku ikut antrian panjang untuk wahana puting beliung, sekali lagi dia tidak ingin ikut. Dia hanya menungguku sekitar 30 menit dengan wajah yang sangat sangat lelah dan ngantuk, bertambah sedihlah aku melihat tampangnya.
Setelah  aku bermain wahana itu,kami berdua shalat ashar. Mereka belum juga selesai dengan wahana ekstrim itu. Kemudian dia mengajakku antri untuk menaiki grand trans view. Belum juga kami naik, mereka sudah datang. Tiba giliran aku dan dia untuk menaiki permainan itu, melihat dari atas pemandangan tempat bermain itu. Dan ini pertama kalinya aku dan dia menaiki permaninan ini, sekali lagi …aku sangat bahagia.
Sepulangnya dari tempat permainan itu, kami semua singgah untuk makan bakso, kemudian shalat magrib. Ketika di masjid, aku dan emi bertemu nenek yang minta diberi rezeki. Kemudian nenek itu mendoakan kami dengan bahasa bugis, hanya sedikit yang aku mengerti dari doanya. Semoga Allah SWT. mengabulkan doa nenek itu.
Sepanjang perjalanan pulang ke ruangan kotakku. Dia kembali bermain dengan kaca spionnya, berbicara senyum dan melihat padaku dengan itu. Sungguh sangat lucu, aneh tapi aku menyukainya. Dia singgah sebentar membeli sesuatu untuk menepati janjinya pada sepupuku. Disana aku melihatnya sangat lelah, sehingga aku bercanda untuk mengendarai motornya. Dia pun mengiyakan. Sesampainya di gerbang universitas, dia memberikan motornya dan mengajarkan aku mengendarainya. Aku mengendarainya sangat tegang. Dia mengarahkan untuk gas, rem, membelok dan mengundurkan gas. Tentu saja selama mengendarai itu, aku hampir menerbangkan motor itu di selokan. Aku kaget, gugup dan tidak tenang, tapi dia menyuruhku untuk mengendarainya terus sampai di ruangan kotakku. Melewati lubang, jalan lurus, pembelokan, dan jembatan maut.
Akhirnya aku menepati janji memboncengnya walaupun hanya sampai di ruangan kotakku. Aku berhasil membatalkan ngantuknya dengan mengendarai motornya. Hari itu pertama kalinya aku belajar mengendarai motor pada malam hari. Terima kasih untuk dia, malam itu… aku sangat sangat bahagia. 

#10 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar